Tuesday, November 6, 2012

Guru Sebagai Ujung Tombak Pendidikan Nasional



Hallo sahabat blogger dan sahabat pembaca yang budiman..

Sehubungan dengan Hari Guru Internasional pada tanggal 21 oktober kemarin,maka kali ini saya sengaja membuat postingan yang berhubungan dengan guru, kualitas guru, kualitas pendidikan, nasib guru, dan apapun itu yang masih ada kaitannya dengan guru. Untuk itu,ijinkan saya untuk mengeluarkan sedikit unek-unek yang ada dalam pikiran saya mengenai sosok seorang guru.


Postingan ini juga saya buat dalam rangka mengikuti lomba blog yang diselenggarakan oleh Gerakan Indonesia Berkibar. Tahu nggak,Gerakan Indonesia Berkibar itu apa?? Gerakan Indonesia Berkibar adalah sebuah gerakan nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui perbaikan kualitas guru dan sekolah. Gerakan Indonesia berkibar menerapakan model kerjasama yang melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, korporasi, media, komunitas dan seluruh masyarakat dengan menggunakan strategi dan teknik peningkatan kualitas sekolah . Gerakan ini dirancang untuk meningkatkan kualitas mengajar dan belajar melalui pelatihan dan pendampingan untuk para pendidik dan pengelola sekolah.Untuk informasi yang lebih detail,silahkan mengunjungi Gerakan Indonesia Berkibar yang bisa diakses melalui official websitenya di http://indonesiaberkibar.org/id ,facebook fanpage https://www.facebook.com/GerakanIndonesiaBerkibar dan twitter https://twitter.com/IDBerkibar



Okee,,kita mulai pembahasannya..
Dalam dunia pendidikan,kita tentunya sudah mengenal yang namanya guru.Terutama bagi pelajar seperti saya ini yang hampir setiap hari bertemu dengan guru,kecuali jika hari minggu dan hari-hari besar.Sebenarnya sih bosan juga kalau tiap hari harus bertemu mereka,tapi siapa lagi jika bukan mereka yang memberi saya ilmu dan mengarahkan saya untuk menjadi pribadi yang berprestasi dan berbudi pekerti luhur,terutama untuk guru normatif dan adaptif.
Oh ya, Saya pernah memiliki cita-cita menjadi seorang guru lohh.. cita-cita itu ada di pikiran saya ketika saya masih menduduki bangku Sekolah Dasar.Maklum saja,anak SD kalau ditanya mengenai cita-cita pasti sebagian besar memilih dokter, polisi, tentara,dan guru.Karena mungkin hanya sosok itu yang bisa memanipulasi pikiran anak-anak kecil. Sayapun tertarik untuk menjadi seorang guru,karena dalam pandangan saya waktu itu, guru memiliki kehidupan yang terjamin, di hormati sana-sini, berwibawa, pokoknya top markotop dehh...Tapi seiring berjalannya waktu,rasa keinginan menjadi guru kian menghilang entah kemana. Saya merasa bahwa guru tidak cocok dengan karakter diri saya.Saya berfikir “Sekolah aja males-malesan masa iya mau jadi guru yang tiap hari harus bertempur dengan waktu”. Waduuhhh,,ngga bisa dibayangkan kalau tiap hari harus ketemu yang namanya sekolahan. Memang sih,sekolahan itu tempat kita menuntut ilmu.Tapi yang namanya manusia pasti memiliki rasa bosan dan jenuh.
Aduhh,,ini kok jadi curhat sihh..
Oke,kita kembali ke topik awal dengan pembahasan yang sedikit lebih serius tapi tetap santai.. J


Sebenarnya apa sihh definisi dari guru??
Tahukah anda apa makna kata “Guru” ?? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI),guru mengandung arti : orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.Namun berikut ini ada beberapa penjabaran guru menurut sumber yang pernah saya baca:
1.    Dalam bahasa indonesia,guru merujuk pada pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih,menilai,dan mengevaluasi peserta didik.
2.    Dalam arti umum,guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
3.    Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.
4.    Kalau dalam bahasa jawa,Guru memiliki singkatan dari digugu lan ditiru.digugu yang berarti dipercaya dan dipatuhi,serta ditiru yang berarti dicontoh.

Sudah tau kan apa arti guru yang sebenarnya,,, Jadi,guru tidak hanya mereka yang mempunyai gelar yang ditempuh dengan jalur perguruan tinggi.Namun bisa siapa saja yang telah memiliki poin-poin diatas.Tapi yang saya bahas kali ini lebih mengarah pada guru dalam lingkup pendidikan sekolah.Karena itulah yang lebih saya rasakan,mengingat saya adalah seorang siswa sekolah.


Tugas guru itu apa sihh??
Guru memiliki tugas yang mulia,serta mengemban amanat yang tidak bisa dianggap enteng.Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,dan mengevaluasi peserta didik.Selain itu,seorang guru harus bisa menjadi teladan yang baik untuk anak didiknya,karena apa yang diajarkan oleh guru kemungkinan besar akan dicontoh oleh anak didiknya.Jika guru mengajarkan kebaikan, anak didiknya akan mengikuti kebaikan.Dan sebaliknya,jika guru mengajarkan keburukan, anak didiknya pun akan mengikuti keburukan, bahkan lebih buruk dari yang diajarkan.Sesuai dengan kata pepatah "Guru kencing berdiri,Murid kencing berlari".
Selain memiliki tugas-tugas di atas,seorang guru juga harus menyiapkan bekal mutu dan moral serta nilai-nilai luhur bagi murid-murid sebagai generasi penerus bangsa ini.

Guru yang Asikk itu seperti apa?? 
Dalam mendidik muridnya,guru menggunakan caranya masing-masing.Antara guru yang satu dengan guru yang lain pasti memiliki cara yang berbeda (“ya ealahh,,anak kelas 1 SD juga tahu itu..”).Kita pastinya pernah menemukan guru dengan berbagai sifatnya,dari mulai yang cerewet,galak,suka menyindir, yang suka menjewer telinga murid karena nggak bisa ngerjain tugas,dll.Memang menyebalkan jika kita berhadapan dengan guru yang seperti itu.Semua itu dilakukan agar anak didiknya tidak mengulangi kesalahannya.Tapi tidak semua guru memiliki sifat seperti itu kok,banyak guru yang baik, asikk, pengertian, dan enak diajak diskusi. Ada kalanya seorang guru disenangi oleh murid-muridnya, tapi adakalanya juga seorang guru tidak disenangi oleh murid-muridnya.Jadi guru yang asikk itu seperti apa??

Menurut saya,guru yang asik itu adalah guru yang bisa bergaul dan bersahabat dengan murid-muridnya,tanpa mengurangi rasa hormat tentunya.Dengan harapan agar murid-muridnya bisa terbiasa menyikapi sifat guru-guru tersebut serta untuk menghilangkan rasa takutnya terhadap sosok guru,yang selama ini identik dengan sifat galaknya.Seorang guru juga harus sering-sering menyediakan forum diskusi diluar kegiatan belajar mengajar,agar komunikasi antara murid dan guru tetap terjaga.Jika seorang guru sudah memenuhi 2 kriteria di atas,saya yakin akan ada banyak murid yang senang terhadapnya.
Guru yang menyenangkan disertai dengan pola pembelajaran yang sesuai,akan mempengaruhi kualitas pendidikan.


Bagaimana kualitas Pendidikan di Indonesia??

Situasi pendidikan di indonesia

Kualitas pendidikan di indonesia terlihat semakin menghawatirkan.Kondisi ini terjadi karena tidak jelasnya arah pendidikan di indonesia,kualitas manajemen pendidikan yang rendah dan aspek-aspek lainnya yang kurang terperhatikan dengan baik.

Menurut saya,ada beberapa penyebab yang mengakibatkan mutu pendidikan di indonesa berkurang ,

  1. Pembelajaran mengacu pada buku paket
Di indonesia telah mengalami pergantian beberapa kurikulum dari KBK menjadi KTSP.Hampir setiap menteri mengganti kurikulum lama menjadi kurikulum baru.Namun tidak ada yang berbeda karena pembelajaran di sekolah-sekolah sejak zaman dulu masih memakai kurikulum buku paket.Apapun kurikulumnya,guru hanya mengandalkan buku paket.Materi dalam buku paketlah yang menjadi acuan dan guru tidak mencari sumber referensi lain.

  1. Kurangnya sarana belajar
Perhatian pemerintah untuk mengembangkan sarana belajar saya rasa kurang cukup.Karena masih banyak sarana belajar di beberapa sekolah khususnya di daerah,tertinggal jauh dibandingkan dengan sarana belajar di sekolah-sekolah yang berada di kota.

  1. Mengajar dengan metode satu arah
Metode pembelajaran yang menjadi andalan guru mungkin hanya satu,yaitu metode berceramah satu arah.Karena berceramah itu mudah dan ringan,tanpa modal, tanpa tenaga ,dan tanpa persiapan yang rumit.Metode cermah menjadi metode terbanyak yang dipakai guru.

  1. Aturan yang mengikat
Sekolah seharusnya memiliki kurikulum sendiri sesuai dengan karakteristiknya.Jadi,tidak harus mengikat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

  1. Guru tidak menanamkan sistem diskusi dua arah
Pembelajaran di ruang kelas sepertinya sudah diseragamkan.Anak duduk rapi,tangan dilipat di meja,mendengarkan guru menjelaskan. Seolah olah anak “dipaksa” mendengar dan menyimak informasi sejak pagi sampai siang.Anak diajarkan cara menyimak dan mendengarkan penjelasan guru,sementara untuk kompetensi bertanya tidak diindahkan. Anak-anak dilatih sejak TK untuk diam saat guru menerangkan,dengan tujuan untuk mendengarkan guru.Siswa tidak dibiasakan bertanya,akibatnya siswa tidak berani bertanya. Selesai mengajar, biasnya guru meminta anak untuk bertanya.Yang terjadi hanyalah suasana kelas yang hening,dan yang bertanya biasanya anak-anak itu saja.

  1. Budaya mencontek
Budaya mencontek sudah dari dulu ada dalam kehidupan sekolah.Bahkan sekarang dianggap bahwa anak mencontek itu adalah hal yang biasa.Namun tanpa kita sadari,budaya seperti ini membawa siswa ke dalam kehidupan yang tidak mandiri,karena siswa hanya mengandalkan jawaban dari temannya.Menunggu temannya selesai mengerjakan soal,kemudian menyalinnya ke dalam lembar jawab. Bukankah itu sangat mudah dilakukan?? Tanpa harus pusing-pusing mencari jawabannya.

  1. Masalah pribadi guru yang dibawa ke lingkungan sekolah
Setiap guru pasti memiliki masalah pribadi,namun jika masalah pribadi ini sampai dibawa ke lingkungan sekolah maka akan berdampak kepada siswa yang dididiknya.Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas pendidikan.


Bagaimana Nasib Guru di Indonesia???

Nasib guru di Indonesia dari dulu sampai saat ini sepertinya belum mengalami perubahan yang berarti.Seperti yang dikisahkan Iwan Fals dalam salah satu lagunya yang berjudul “Oemar Bakrie”.Dalam lagu tersebut digambarkan sesosok guru bernama Oemar Bakrie yang mengabdikan seluruh hidupnya dengan penuh dedikasi sampai usia tua. Meskipun dengan gajinya yang kecil,Oemar Bakrie tetap semangat mengajar murid-muridnya.
Sebelum kita membahas lebih lanjut,mari kita bersama-sama menyimak lirik lagu hymne guru di bawah ini.

Hymne Guru
Terpujilah wahai engkau, Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti, trimakasihku tuk pengabdianmu.
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan,
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa, tanpa tanda jasa


Entah apa yang membuat saya terharu saat mendengar lagu ‘Hymne Guru”,apakah karena liriknya atau karena irama lagunya.Dalam lagu tersebut,guru disanjung dan dipuja begitu luar biasa.Pada bait ke-5,6, dan 7,guru diibaratkan sebagai pelita dalam kegelapan,sebagai embun penyejuk dalam kehausan,dan sebagai patriot pahlawan bangsa.Ini berarti seorang guru sangat berperan penting dalam kemajuan suatu bangsa.Tetapi pada akhir lagu ada yang terasa aneh,ada yang mengganjal di hati saya,mengapa seorang guru dengan seribu tugas-tugasnya hanya diberi gelar “Pahlawan tanpa tanda jasa ?”

Entah mengapa,rasanya saya kurang setuju jika guru hanya dianugerahi gelar pahlawan tanpa tanda jasa,mengingat begitu besarnya jasa-jasa beliau dalam membantu memajukan kesejahteraan di negeri ini.Saya tidak mengerti apakah pemerintah yang salah menerjemahkan lirik lagu “Hymne Guru”atau pengarang lagu yang telah salah dalam memilih kata-katanya, atau bahkan para guru lah yang telah terhipnotis dengan kata "Pahlawan" dan terlalu terlena dengan sanjungan & pujian??

Di zaman modern yang semakin susah ini,orang tidak mungkin bisa hidup hanya dengan sanjungan dan pujian.Karena di zaman ini yang dibutuhkan bukan sekadar sanjungan atau pujian ataupun gelar,tetapi terlebih pada perhatian dan penghargaan atas suatu pengabdian yang begitu luar biasa.Siapa lagi jika bukan kita sendiri yang memberi penghargaan yang layak kepada para guru.Apakah harus kepada bangsa lain yang jelas-jelas tidak bisa diharapkan??
Beberapa waktu lalu saya pernah membaca artikel di sebuah situs internet yang menceritakan tentang kisah seorang guru yang nyambi sebagai tukang becak motor.Begini cuplikan singkatnya:

Samsul Simbolon adalah Guru SD Negeri di desa Gunung Tua, Mandailing Natal,Sumatera Utara.Status PNS yang disandangnya tidak serta merta membuat hidup Samsul Simbolon mapan.Ayah empat anak ini masih harus bekerja membanting tulang demi menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan tinggi.Untuk mencari tambahan, selepas mengajar Samsul menyambi berprofesi sebagai tukang becak motor. Dia hanya berharap, nasib guru lebih diperhatikan karena pendapatan sebagai guru masih terlampau minim, bahkan tidak cukup untuk biaya sekolah anak-anak mereka.

Inilah potret nyata kehidupan guru di tanah air. Saya yakin masih banyak guru di daerah-daerah lain yang kehidupannya masih belum sejahtera.Seharusnya pemerintah lebih menaruh perhatian terhadap masalah ini. Mereka para pejuang yang mengabdi di sekolah untuk menyiapkan generasi penerus bangsa seharusnya memiliki tempat yang lebih mulia,mendapat penghidupan yang layak dan terjamin kesejahteraannya.


Harapan ke Depan..

Kita bisa membaca,menulis dan menghitung,guru yang mengajarkan.Kita dapat meraih jabatan tertentu,guru jugalah yang menghantarkannya.Kita tidak mungkin bisa sehebat sekarang ini tanpa jasa-jasa guru.Tapi kita cenderung melupakan jasa-jasa guru.Ketika murid-muridnya telah berhasil menjadi presiden, gubernur, pengusaha, atau apa pun,guru tetaplah hanya seorang guru dengan gaji yang pas-pasan. Tidak ada yang berubah kecuali usianya yang semakin menua,ingatannya yang semakin berkurang,dan rambutnya yang semakin memutih.

Semoga saja nasib guru akan mengalami perubahan menuju arah yang lebih baik.Semoga pemerintah memberikan perhatian yang adil kepada para guru baik PNS maupun guru swasta.Kita semua harus menyadari bahwa guru adalah ujung tombak pendidikan nasional.Bila ujung tombak tersebut semakin tumpul karena tidak mendapat perhatian sebaik-baiknya, maka bisa jadi negeri ini akan semakin tertinggal.
Dengan hanya dianugerahi gelar “tanpa tanda jasa” saja,para guru dengan tulus mengabdikan seluruh hidupnya demi kemajuan pendidikan Indonesia, apalagi jika pemerintah benar-benar memperhatikan nasib para guru.

Semoga harapan saya untuk para guru terkabul,, amiiinnn..


No comments:

Post a Comment