Selamat datang
Sobat,
Dalam rangka ulang
tahun PT.Pertamina yang ke-55, Pertamina mengadakan kontes blog bertema “Sobat
Bumi”. Saya berharap,kontes blog ini bisa menambah wawasan pengetahuan dan
mengembalikan semangat blogging kita. Karena bagaimanapun,
blogging adalah kegiatan yang positif dan sekaligus menjadi wadah bagi para
penulis-penulis muda yang ingin menuangkan idenya ke dalam sebuah tulisan.
Kontes blog kali ini berhubungan dengan lingkungan. Dengan adanya kontes blog
ini, kita kembali disadarkan akan pentingnya pelestarian lingkungan.
Jika membahas
tentang lingkungan, ingatan saya kembali ke masa lampau. Dulu, ketika saya
masih Sekolah Dasar, saya diajarkan tentang tindakan-tindakan positif dalam menjaga
lingkungan. Di sekolah saya dulu, ada progam penanaman pohon yang dilakukan
setiap beberapa bulan sekali. Saat itu saya belum mengerti betul mengapa harus
ada program semacam itu. Namun atas penjelasan dari guru saya, saya akhirnya
mengerti kalau penanaman pohon itu sangat penting. Memang efeknya tidak
langsung terjadi pada saat itu, namun sekarang saya mulai merasakan efek
positifnya, karena memang rumah saya tidak jauh dari lokasi penanaman pohon itu
sendiri. Berkat penanaman pohon itu, udara sejuk masih bisa saya rasakan setiap
harinya. Kini jika saya ingin bersantai atau hanya untuk sekedar menghirup
udara sejuk, saya cukup duduk rileks di bawah pohon itu.
Guru saya waktu
itu pernah berkata “jika kamu mau hidup
nyaman, maka jagalah lingkungan”. Sebuah kalimat itu seakan menjadi
pengingat bagi saya dalam melakukan kegiatan sehari-hari terutama yang
berkaitan dengan lingkungan. Kini, ingatan itu masih terekam jelas dalam memori
ingatan saya dan sebisa mungkin akan saya tularkan kepada adik-adik saya.
Dulu dan sekarang
memang mengalami banyak perubahan, terutama masalah lingkungan yang kita tinggali
ini. Jika dulu, sawah merupakan tempat bermain yang asik, sekarang tidak.
Karena yang tampak pada saat ini hanyalah bangunan-bangunan kokoh. Hutan pun
kini memiliki nasib yang sama seperti sawah-sawah. Penebangan hutan untuk
membuka akses jalan juga turut memperparah kerusakan lingkungan. Ya, memang
itulah kenyataannya. Akibatnya terjadilah bencana seperti banjir, dan tanah
longsor. Bencana alam yang akhir-akhir ini sering terjadi seakan memberi
pertanda kepada kita supaya kita tidak terus-terusan merusak lingkungan.
Penggunaan Energi Fosil
Saat ini kebutuhan
industri, produksi, dan transportasi di indonesia sebagian besar masih
mengandalkan energi fosil. Dalam beberapa kurun waktu ini, cadangan minyak
bumi, batu bara, dan gas semakin menipis. Disamping itu, saat ini tengah
terjadi pemanasan global akibat polusi yang ditimbulkan dari pembakaran energi
fosil. Jika penggunaan energi fosil dilakukan terus menerus, ini akan
memperparah pemanasan global. Sedangkan kita tahu bahwa pemanasan global sangat
berdampak buruk terhadap kelangsungan hidup manusia di bumi. Beberapa akibat
dari pemanasan global contohnya :
- Mencairnya es di kutub-kutub bumi
Pemanasan global berdampak langsung dengan terus mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan yang mengakibatkan naiknya level permukaan air laut. Akibatnya garis pantai akan semakin berkurang dan tidak menutup kemungkinan daerah dengan permukaan rendah akan tenggelam. - Perubahan iklim dan cuaca yang semakin
ekstrim
Kejadian ini sangat dikaitkan dengan dampak pemanasan global.Pembakaran bahan bakar fosil mengakibatkan bertambahnya level emisi karbon di atmosfer. Gelombang panas akan semakin bertambah panas dan mengakibatkan tumbuhan di bumi mati. Akibatnya perubahan iklim yang ekstrim pun tidak dapat dihindarkan. Maka tak heran jika pada suatu daerah terjadi banjir, daerah lain mengalami kekeringan.
Sebenarnya masih
banyak kejadian yang diakibatkan oleh pemanasan global, namun dengan 2 kejadian
besar diatas, kita dituntut untuk berfikir cerdas. Pertanyaannya “bisakah pemanasan global dihentikan?”
jawabannya “bisa ya, bisa tidak”. Ini
tergantung pada kita sendiri, seberapa besar usaha kita untuk menyelamatkan
bumi kita.
Energi Alternatif sebagai pengganti Energi
Fosil
Dulu ramai
dibicarakan bahwa minyak jarak memiliki potensi untuk digunakan sebagai
alternatif pengganti BBM. Saya ingat betul waktu itu ketika para
petugas-petugas dari PERHUTANI berbondong-bondong melakukan penanaman pohon
jarak. Karena kebetulan rumah saya berada di daerah pegunungan, maka saya bisa
menyaksikan dengan jelas peristiwa itu. Saya waktu itu belum tahu mengapa
lahan-lahan kosong ditanami pohon jarak. Saya pikir “lahh,,,itu paling masalah
ekonomi”. Sekarang, kabar minyak jarak sebagai pengganti BBM rupanya jarang
kita dengar. Padahal menurut saya minyak jarak sangat efisien. Mengingat bahan
bakunya yang mudah didapatkan dan sumbernya dapat terbarukan.
Sebenarnya banyak
energi lain yang bisa digunakan sebagai alternatif pengganti energi fosil.
Hanya saja perlu percobaan dan pengujian yang membutuhkan waktu tidak sedikit.
Beberapa energi yang memiliki potensi sebagai pengganti energi fosil, contohnya:
1.Angin
Angin
memiliki potensi untuk menggantikan energi fosil. Pemanfaatannya tentu mengarah
pada mesin-mesin pembangkit listrik yang selama ini sebagian besarnya masih
mengandalkan energi fosil (walaupun telah banyak pembangkit listrik tenaga
air). Ketersediaan angin di indonesia saya rasa cukup untuk membuat pembangkit
listrik yang mengandalkan energi angin. Energi angin menguntungkan karena ramah
lingkungan. Keuntungan utama dari tenaga angin ini adalah berkurangnya level emisi
karbondioksida penyebab perubahan iklim. Tenaga
ini juga bebas dari polusi yang sering diasosiasikan dengan pembangkit listrik
berbahan bakar fosil dan nuklir.
2.Matahari
Energi
matahari sangat mungkin digunakan sebagai energi alternatif pengganti energi
fosil. Apalagi mengingat letak geografis Indonesia yang berada di daerah tropis
yang tentunya selalu mendapat sinar matahari setiap tahunnya. Penggunaan energi
matahari bisa diaplikasikan pada pembangkit listrik, alat industri, alat rumah
tangga, bahkan transportasi. Pemanfaatannya tentu menggunakan sebuah alat yang
mampu mengkonversi energi panas menjadi gelombang listrik. Sebagai gambaran,
jika setiap rumah di indonesia dipasangi alat tersebut, maka akan begitu banyak
energi fosil yang bisa kita simpan.
Beberapa hal yang
terlihat sederhana pun sebenarnya bisa kita manfaatkan untuk membuat sebuah
alat yang bisa menghasilkan energi. Saya memiliki ide untuk menghasilkan energi
dari sebuah hal yang terlihat biasa. Misalnya:
1.Jalan raya
Jalan
raya bisa dimanfaatkan untuk membuat sebuah alat yang dapat menghasilkan arus
listrik. Caranya dengan menanamkan sebuah alat di bawah lapisan aspal yang jika
mobil melewatinya, alat itu akan bekerja menghasilkan arus listrik. Prinsip
kerjanya mirip sepatu yang bisa menghasilkan energi listrik, buatan anak negeri
ini. Bisa kita lihat berapa banyak mobil yang setiap hari melewati jalan raya. Maka
bisa kita bayangkan berapa banyak energi yang dapat dihasilkan.
2.Pintu
Pintu
mungkin bisa dimanfaatkan sebagai sumber listrik, yang jika pintu
dibuka/ditutup akan menghasilkan arus listrik. Penempatan pintu ini cocok
diaplikasikan di berbagai tempat-tempat umum yang menggunakan pintu. Misalnya
saja bank, mesin ATM, minimarket dll. Dengan begitu, maka arus listrik bisa
dihasilkan walaupun mungkin tidak seberapa besarnya.
3.Tangga
Tangga
menurut saya juga memiliki potensi untuk menghasilkan arus listrik. Alat untuk
menghasilkan arus listrik ditempatkan di bawah tangga yang jika orang melewati
dan menginjak tangga tersebut maka akan dihasilkan arus listrik. Namun
nampaknya ini kurang efektif mengingat tangga sekarang sudah jarang digunakan. Bahkan,
pusat perbelanjaan, mall-mall sekarang hampir semuanya telah menggunakan tangga
berjalan atau istilah lainnya eskalator.
Disamping mencari
energi baru sebagai pengganti energi fosil, kita tentunya juga harus ikut serta
dalam menjaga lingkungan. Karena bagaimanapun hasilnya nanti, jika tidak disertai
dengan usaha kita maka akan sia-sia. Bukan bermaksud menggurui, namun lebih
tepatnya kita sama-sama belajar. Ada beberapa tindakan nyata yang mungkin bisa kita
lakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, misalnya :
- Menggunakan air bersih sehemat mungkin
Ini memang terlihat sederhana, namun jika kita semua sepakat untuk menghemat air bersih, maka akan besar hasilnya. Sayapun berusaha semaksimal mungkin untuk menghemat air bersih, yang dulunya mandi menggunakan gayung sekarang beralih menggunakan shower, yang dulunya mencuci pakaian 2 hari sekali sekarang 1 minggu sekali untuk menghemat air bersih. - Mengurangi penggunaan plastik
Plastik dinilai sangat merusak lingkungan, dikarenakan unsurnya yang tidak dapat diuraikan oleh dekomposer. Maka dari itu kita harus pandai-pandai meminimalisir penggunaan plastik. Kita harus kembali ke cara tradisional, misalnya menggunakan daun pisang untuk membungkus makanan/gorengan. Jujur, sayapun lebih suka terhadap makanan/gorengan yang dibungkus menggunakan daun pisang karena memang rasanya pun berbeda ketimbang dibungkus plastik. - Menggunakan listrik seperlunya
Listrik memang menjadi bagian penting dari hidup masyarakat. Tanpa listrik apalah jadinya kehidupan manusia di muka bumi ini. Namun bukan berarti ini menjadi alasan kita untuk menggunakan listrik semau kita sendiri. Penggunaan listrik tentunya harus kita lakukan secara bijak. Misalnya, mematikan alat-alat listrik setelah tidak dipakai, mematikan lampu setelah tidak dipakai. - Meminimalisir penggunaan kendaraaan
bermotor
Asap yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor menyumbang besar terhadap kerusakan lingkungan terutama pada lapisan ozon. Ini tentunya membuat kita harus berpikir realistis. Kita harus mampu beralih menggunakan kendaraan tidak bermotor atau paling tidak kita harus bisa meminimalisir. Program “Car Free Day” merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mencegah pemanasan global. Walaupun mungkin hasilnya tidak sebanding dengan penggunaan kendaraan bermotor setiap hari. - Membuang sampah pada tempatnya
Masalah yang satu ini memang harus diperhatikan karena memang sebagian besar masyarakat lebih sering membuang sampah di sembarang tempat, misalnya sungai, selokan, saluran irigasi, dll. Pembuangan sampah yang tidak sesuai tempatnya akan menghambat proses pemfilteran air secara alami. Membuang sampah di selokan/saluran air juga akan menyumbat aliran air. Sehingga saat hujan, air tersebut tidak dapat mengalir, maka terjadilah banjir. Alhasil, secara tidak langsung kita jugalah yang harus menanggung akibatnya.
Peran pemerintah
juga sangat diperlukan untuk memprakarsai tindakan yang dapat mencegah pemanasan
global (global warming). Misalnya:
1.Membangun taman di kota-kota besar/di area pabrik
Di kota-kota besar, tingkat polusi udara cukup besar. Jika diabaikan terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan lapisan ozon akan menipis. Ini perlu perhatian khusus oleh pemerintah untuk membangun taman di setiap kota-kota besar maupun di lingkungan pabrik-pabrik/industri.
2.Melakukan reboisasi massal
Dalam kehidupan nyata, dapat kita lihat bahwa hutan kian mengalami kerusakan akibat ulah manusia. Berita-berita di televisi juga sering menampilkan kasus-kasus penebangan liar di berbagai daerah di Indonesia. Miris memang setelah mendengar kejadian tersebut. Di tengah-tengah kerusakan lingkungan yang sedang terjadi, masih ada saja orang-orang tidak bertanggung jawab yang dengan sengaja melakukan penebangan liar. Perlu upaya pemerintah untuk mensukseksan program reboisasi massal.
1.Membangun taman di kota-kota besar/di area pabrik
Di kota-kota besar, tingkat polusi udara cukup besar. Jika diabaikan terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan lapisan ozon akan menipis. Ini perlu perhatian khusus oleh pemerintah untuk membangun taman di setiap kota-kota besar maupun di lingkungan pabrik-pabrik/industri.
2.Melakukan reboisasi massal
Dalam kehidupan nyata, dapat kita lihat bahwa hutan kian mengalami kerusakan akibat ulah manusia. Berita-berita di televisi juga sering menampilkan kasus-kasus penebangan liar di berbagai daerah di Indonesia. Miris memang setelah mendengar kejadian tersebut. Di tengah-tengah kerusakan lingkungan yang sedang terjadi, masih ada saja orang-orang tidak bertanggung jawab yang dengan sengaja melakukan penebangan liar. Perlu upaya pemerintah untuk mensukseksan program reboisasi massal.
Semua ini perlu usaha besar
untuk mewujudkannya. Namun jika dimulai dari usaha kecil, maka akan besar
hasilnya. Ibarat kata pepatah “sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit”. Sekali lagi, nasib bumi ada di tangan kita. Kita juga yang harus menjaga bumi kita untuk anak cucu dan generasi yang akan datang. Semoga
tulisan saya ini bermanfaat bagi pembaca dan kembali tergugah hatinya untuk
melakukan pelestarian lingkungan. Amiinnn...
No comments:
Post a Comment